Ukraina: Negara Bersejarah di Persimpangan Eropa dan Rusia

Ukraina adalah negara di Eropa Timur, berbatasan dengan Rusia di timur dan timur laut, Belarus di utara, Polandia click here dan Slovakia di barat, dan Hongaria, Rumania, dan Moldova di barat daya. Di selatan dan tenggara, ia memiliki garis pantai di sepanjang Laut Hitam dan Laut Azov. Kyiv, ibu kota dan kota terbesar, berada di jantung negara, diikuti oleh kota-kota besar lainnya seperti Kharkiv, Dnipro, dan Odesa. Bahasa resmi Ukraina adalah bahasa Ukraina.

Tempat tinggal manusia di Ukraina berasal dari 32.000 SM. Selama Abad Pertengahan, wilayah ini memainkan peran penting dalam ekspansi awal Slavia dan menjadi pusat budaya peradaban Slavia Timur di bawah negara Rus Kiev. Muncul pada abad ke-9, Rus Kiev tumbuh menjadi negara terbesar dan paling kuat di Eropa selama abad ke-10 dan ke-11. Namun, akhirnya pecah menjadi kekuatan regional yang bersaing dan akhirnya dihancurkan oleh Mongol pada abad ke-13. Selama enam abad berikutnya, wilayah tersebut diperebutkan, dengan pergeseran kendali antara berbagai kekuatan, termasuk Kadipaten Agung Lituania, Kerajaan Polandia, Persemakmuran Polandia-Lituania, Kekaisaran Austria, Kekaisaran Ottoman, dan Tsardom Rusia.

Pada abad ke-17, Hetmanate Cossack muncul di Ukraina tengah, tetapi kemudian dibagi antara Rusia dan Polandia, akhirnya menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia pada akhir abad ke-19. Nasionalisme Ukraina tumbuh sepanjang periode ini, dan setelah Revolusi Rusia tahun 1917, Republik Rakyat Ukraina yang berumur pendek didirikan. Namun, Bolshevik segera mengkonsolidasikan kendali atas sebagian besar wilayah dan menciptakan Republik Sosialis Soviet Ukraina, yang menjadi bagian dari Uni Soviet pada tahun 1922. Pada awal 1930-an, jutaan orang Ukraina tewas di Holodomor, kelaparan buatan manusia yang diatur oleh rezim Soviet. Selama Perang Dunia II, Ukraina diduduki oleh Nazi Jerman, menderita kerugian dan kekejaman yang sangat besar, termasuk kematian 7 juta warga sipil, banyak di antaranya adalah orang Yahudi Ukraina.

Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1991, setelah runtuhnya Uni Soviet, dan memilih sikap netral di panggung global. Sebuah konstitusi baru diadopsi pada tahun 1996 ketika negara beralih ke ekonomi pasar dan demokrasi liberal, meskipun menghadapi tantangan terus-menerus seperti korupsi dan sisa-sisa kontrol negara. Revolusi Oranye 2004-2005 menyebabkan reformasi pemilu dan perubahan konstitusi, tetapi krisis politik terus berlanjut. Pada tahun 2014, protes massal, yang dikenal sebagai Euromaidan, meletus atas kebijakan pro-Rusia Ukraina, yang mengarah pada penggulingan presiden saat itu dan revolusi berikutnya. Setelah peristiwa ini, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung pasukan separatis di Ukraina timur, memicu konflik yang sedang berlangsung di wilayah Donbas.

Pada tahun 2022, Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, semakin meningkatkan konflik dan menarik perhatian global pada perjuangan negara itu. Ukraina adalah negara kesatuan dengan pemerintahan republik semi-presidensial. Ekonominya sedang bertransisi, dan meskipun memiliki salah satu PDB nominal per kapita terendah di Eropa pada tahun 2024, ia tetap menjadi pengekspor pertanian utama, terutama biji-bijian. Invasi Rusia telah sangat berdampak pada produksi biji-bijian Ukraina, menimbulkan ancaman bagi ketahanan pangan global.

Ukraina diakui sebagai kekuatan menengah dalam urusan internasional. Militernya menduduki peringkat keenam terbesar di dunia, dan mengoperasikan salah satu armada drone paling canggih dan beragam secara global. Sebagai anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ukraina juga merupakan bagian dari Dewan Eropa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan OSCE. Negara ini telah mengejar keanggotaan di Uni Eropa dan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada tahun 2022, menandakan upaya berkelanjutannya untuk berintegrasi lebih penuh dengan institusi Barat sambil mempertahankan kedaulatannya terhadap agresi eksternal.